Penciptaan aliansi Rusia-Cina menciptakan masalah nyata bagi negara-negara Barat, yang lebih serius daripada konflik Ukraina.
Menurut “Armenpress”, pendapat ini diungkapkan oleh John Bolton, mantan asisten presiden AS untuk masalah keamanan nasional, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris The Telegraph. “Baik China dan Rusia mengatakan itu adalah aliansi tanpa batas, dan saya pikir mereka bersungguh-sungguh. Itulah masalah sebenarnya bagi Barat, terlepas dari apa yang terjadi di Ukraina,” kata Bolton. “Saya pikir poros Rusia-Tiongkok sedang dibuat, di mana Iran dan Korea Utara bergabung.
Lihat peta, lihat geografi. Kita harus memperlakukannya dengan serius,” tambahnya. Menurutnya, Barat harus mulai meninjau kembali konsep penangkalan saat ini karena “RRT menjadi ancaman baik di bidang nuklir maupun konvensional.” Dia yakin bahwa “China, secara umum, merupakan ancaman ontologis” ke Barat, dan ini membutuhkan pendekatan yang serius terhadap masalah keamanan.
Bolton juga menambahkan bahwa NATO harus melakukan upaya yang lebih besar untuk menghadapi Federasi Rusia. Bolton juga mengklaim bahwa China mendukung Rusia sejak awal operasi militer di Ukraina tanpa berusaha menjaga netralitas. Mantan asisten kepala AS ini menilai Beijing memiliki banyak peluang untuk memberikan bantuan militer ke Moskow tanpa langsung memasok senjata ke Federasi Rusia. Dia percaya bahwa RRC dapat menjual senjata ke Belarus atau DRC, yang nantinya akan berakhir di Rusia.
Dia juga menyebutkan kemungkinan pasokan komponen yang diperlukan ke Rusia untuk pembuatan senjata, serta kemungkinan China memberikan bantuan keuangan ke Moskow. Mengevaluasi peran PBB dalam penyelesaian konflik Ukraina, Bolton, yang merupakan perwakilan tetap AS dalam organisasi tersebut pada tahun 2005-2006, menyatakan bahwa “pada dasarnya, tidak ada tanggapan” dari PBB terhadap konflik tersebut, kecuali untuk urusan kemanusiaan. inisiatif. “Badan pembuat keputusan politik PBB pada dasarnya tidak berfungsi dan telah lama tidak berfungsi.
Ini terutama berlaku untuk Dewan Keamanan,” kata E. Bolton, yang percaya bahwa situasi “tembok” catur era Perang Dingin telah muncul kembali di Dewan Keamanan PBB, ketika badan ini “tidak memainkan peran besar.” “Gagasan bahwa PBB, seperti Liga Bangsa-Bangsa sebelumnya, adalah jawaban atas ancaman terhadap perdamaian dan keamanan, jelas tidak terkonfirmasi,” yakinnya.
Sumber :